Senin, 02 Januari 2012

Speaking about “Nerd”


Semua berawal dari kesukaan saya sama Kimia...Once I wanted to be a chemist..tapi gagal, haha.
And I end up like this,  being a civil servantTapi tak ada yg patut disesali sepanjang kita berusaha menjadi manusia yg berguna. Sorry ngelantur..
Kebiasaan saya saat sudah jenuh bekerja adalah browsing..apa aja, terutama yg berkaitan dengan minat dan hobi saya. Nah, entah kenapa beberapa saat yang lalu saya pengin tahu ttg ‘jokes about chemistry’, kira2 Kimia yang kesannya serius bisa dibikin lawakan gak sih...
Ternyata banyak situs2 yg memuat jokes semacam itu, lucu2 (menurut saya sih)…Ini diantaranya, cekidot:
***
Q: What is the most important rule in chemistry?
A: Never lick the spoon!
Two chemists go into a restaurant.
The first one says "I think I'll have an H2O."
The second one says "I think I'll have an H2O too" -- and he died.
(keterangan: H2O too bisa dibaca H2O2, itu rumus kimia peroksida, senyawa yg sering dipakai sebagai pemutih dan disinfektan)
Money has recently been discovered to be a not-yet-identified super heavy element.
The proposed name is: Un-obtainium.
***
Terus apa hubungannya sama Nerd?
Jadi gini, di situs itu banyak yg ngasih komen kan…Ada seseorang yg ngasal bilang “Nerd Alert”. Nerd itu sih arti singkatnya semacam kutu buku yang cupu gitu. Wuiih, kok ada orang rempong gitu ya, komen itu pun lantas dibalas komen lain, intinya gini “If there is no nerd, there would be no computer, phone, games, and other amazing devices. This world would be definitely different”.
Istilah nerd gitu sering ditempelin sama anak yg kesannya doyan belajar, menurut saya sih udah termasuk bullying secara verbal. Kebayang nggak sih, orang2 semacam Einstein, Edison, bahkan Mark Zuckerberg  dan manusia pintar lain sewaktu kecil  dikasih cap gitu dan setelah dewasa justru memberi sumbangsih pada dunia. Terus apa yang sudah diberikan oleh si pengejek itu?
Dikasih cap nerd itu bukan akhir dunia kok, harusnya bangga dong, dianggap kutu buku...Menuntut ilmu kan hukumnya wajib. Pada kenyataannya si pengejek justru menjadi pundi2 uang bagi si Nerd, lha wong mereka beli barang hasil ciptaannya, selain itu nama si Nerd juga terekam dalam sejarah. Kalo udah gitu sekarang siapa yang menang?
Hidup Nerd!!! (Ooops...)

Jumat, 30 Desember 2011

I hate myself


Akhir-akhir ini banyak sekali orang berteriak begitu, mati2an menjadi orang lain yang dirasa lebih baik dari dirinya..dari segi fisik maupun kepribadian.
Saya sendiri beberapa kali mengalaminya..saat ada orang yang tersakiti oleh sikap saya, saat ada masalah yang tidak bisa saya tangani. “Andai saya bisa seperti si A, yang selalu terjaga kata-katanya; Andai bisa seperti B yang bisa berpikir kreatif; Andai bisa seperti C yang begitu mudahnya menyesuaikan diri di lingkungan baru..dan beribu-ribu “andai” lain.
Saat ada orang yang berusaha memuji kelebihan saya, pikiran saya justru berbisik “Halah, itu mah biasa..banyak orang yang lebih hebat dari saya kok”...atau yang lebih parah “halah, bohong...basa basi doang tuh”, hehe.
Kalau dipikir parah juga ya...lama2 bisa krisis identitas nih, hehe
Setelah direnungi, ternyata kekurangan kita dan kelebihan orang lain itu tak terhitung…semakin kita memikirkannya, semakin menjadikan kita pribadi yang nggak bersyukur.
Karenanya, sekarang saya berusaha (mati2an) belajar menjadi pribadi yang bersyukur, yang menerima diri saya apa adanya. Karena jika saya saja benci diri saya sendiri, bagaimana orang lain menyukai saya?
Kita semua dilahirkan tentunya dengan banyak kelebihan,…gratis dari yang kuasa. PR  kita adalah  menemukan, mengasahnya dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat.
Nanika o suru tame ni umareta kita hazu da” – Moumoon, Tiny Star.
(Kita dilahirkan pasti karena ada suatu maksud)
Nah, mumpung mau tahun baru dan lagi pada gencar2nya bikin resolusi (sebenarnya resolusi bisa dibikin kapan saja kok, :D)… kita masukin yuk satu poin yang kayaknya sepele  : lebih menerima diri sendiri dengan segala keterbatasannya.
Kalau sudah bisa legowo dengan kelemahan diri, kelebihan  pun akan segera kita sadari. Hasilnya, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan yang tak kalah penting: bisa menjadi diri sendiri..Show them your true color!!!

Rabu, 28 Desember 2011

If he cheated with you, he’ll cheat on you


Saya pertama kali baca kata2 itu di buku “He’s just not that into you”. Dari situ saya sedikit ngeh kalo kebanyakan cowok itu player. Nggak semua lho ya...tapi kebanyakan. Saya tiba2 inget kata2 ini karena secara kebetulan hal ini terjadi pada salah satu saudara saya. Beberapa bulan yang lalu, saudara saya(cewek) ketemu dengan kawan lamanya (cowok). Saat itu si cowok sudah punya pacar tapi kemudian ngejar2 saudara saya itu secara terang2an. Saya sempat curiga waktu saudara saya cerita, tapi lebih memilih diam, membuang pikiran macam2 dan tanpa sadar membiarkan saudara saya masuk perangkap cowok itu.
Intinya si cowok ngeyakinin saudara saya, bahwa dia sebenarnya ingin putus sama pacarnya. Dia bilang dengan gaya yang bikin saudara saya simpatik, kalau dia mempertahankan hubungannya dengan si cewek cuma buat menjaga agar si cewek tetap pada koridor yang bener (?). Kesimpulannya, pacar si cowok itu labil dan ngancem mau macem2 kalau diputusin gitu. Si cowok bersikap seolah berada pada kondisi yang  begitu sulit. Saya nggak tahu bagaimana akhirnya hingga saudara saya luluh sama cowok, mereka pun pacaran. Awalnya baik-baik saja, yang saya lakukan hanya mengawasi mereka dari kejauhan, hallaaah...Namun beberapa minggu terakhir, ada yg aneh dengan saudara saya itu.
Saya mulai memancing saudara saya itu untuk cerita. Awalnya dia diam saja, sampai kemudian ceritanya tumpah sendiri, si cowok selingkuh...sama mantannya yang dulu. Saya cuma bisa ngurut dada. Well, they deserve each other...Cowok baik2 cuma untuk cewek baik2 dan sebaliknya kan?
Saya cuma bisa bilang ke saudara saya kalau cowok player gitu nggak pantes buat dia, she deserves better. Teruus yang lebih penting, jangan memulai suatu hubungan dengan ketidakjelasan. Kalau orang yang mendekati Anda masih ada hubungan dengan cewek lain..apapun alasannya, please save yourself...get rid of him. Pada dasarnya cowok yang selingkuh selalu bilang kalau dia ada masalah dengan pasangannya, apapun itu...janji bakal mutusin hubungan dengan si pasangan, tapi kondisinya tidak memungkinkan..skenario tunggal. Seorang  teman saya juga ada yang “terperangkap” hubungan semacam ini dengan suami orang, nah lho...Si cowok berkali2 negasin kalo dia nggak cinta sama istrinya dan suatu saat pingin cerai ma si istri, Astaghfirullah. FYI, si cowok dah punya anak tiga. Kok bisa sih nggak cinta tapi bisa punya anak tiga. Ada yang bisa bantu jawab nggak?
Kalau Anda sampai jatuh ke tangan cowok macam ini, congratulation..you’re a part of his game, just wait till he dumps you and runs into another girl. Makanya, jangan biarin ada celah sedikitpun.  Jika Anda merasa dalam hubungan seperti ini, segera tarik garis yang tegas apakah Anda ingin menyelamatkan diri anda atau membiarkan diri Anda masuk dalam siklus permainannya. Pokoknya, Men like to play...be sure you’re not a part of his game. So, watch out girls! If he cheated with you, he’ll cheat on you. Jika Anda bersedia dijadikan objek perselingkuhan, suatu saat Anda akan jadi korban perselingkuhan...di tangan cowok yang sama.

Pe Er


Sebelumnya mohon maaf buat saudariku Annisaningrum, soalnya setelah berminggu minggu baru sempet ngerjain pee r-nya nih. Kalo kejadian beneran di sekolah kayak gini mungkin udah disetrap kali. Oke, langsung aja...ceritanya Anica memberondong saya dengan beberapa (banyak sih) pertanyaan J dan saya harus menjawabnya melalui tulisan. Nggak tahu dapat hadiah atau enggak :D

  • Apa yang menarik dari blog saya?

Yang menarik dari blog Anica..hmmm..pinky-nya..gambarnya bagus, tulisannya ringan berbobot. Intinya masih harus banyak belajar dari saudari saya ini.

  • Tulisan seperti apa yang kamu ingin baca dari blog saya?

Apa aja aku mau baca, asal sifatnya nambah ilmu dan menghibur :D

  • Apa motivasi kamu buat blog pribadi? 

Pingin belajar nulis, teruus, blog itu ibarat rumah. Di rumah itu kamu bebas ngapain aja, mengekspresikan dirimu sendiri. Jadi bagi saya, nggak punya blog itu ibarat homeless

  • Kapan biasanya kamu update tulisan di blok kamu?

Kalau ada ide dan waktu senggang, sebenarnya mood paling ngaruh sih.

  • Apa resolusi kamu setahun ke depan?

Banyaaak, sebagian sih resolusi tahun lalu yang belum kesampaian. Intinya meningkatkan kualitas diri. Sorry nggak bisa ngasih detailnya tapi saya kasih tahu beberapa bocoran...nerusin hafalan, belajar desain grafis, nerusin belajar japanese ma spanishnya..oiyaa..bangun pagi juga.

  • Menurut kamu, apa sih yang paling penting dalam hidup kamu?

Saya menghargai hampir semua yang ada dalam hidup saya, tapi kalau disuruh milih...saya pilih orang yang kita cintai, baik keluarga, saudara, teman2 dll..above all, my lovely God and his messenger. Mereka semua motivasi utama setiap tindakan saya.

  • Jika kamu boleh meminta 3 hal, apa yang akan kamu minta?

Tiga hal yang saya pinta (asal nggak ada jin yg tiba2 teriak “wani pirooo???) : 1) plis ilangin korupsi   2) keliling dunia   3)masuk surga bersama orang2 yg saya sayang.

  • Apa buku favorit kamu?

Yang saya baca hampir tiap hari…Alquran. Kalau buku2 yang lain..hampir semua genre  saya suka.

  • Apa yang kamu lakukan kalo sedang bosan?

Baca, nggambar, nonton, tidur trus bikin keributan bareng temen.

  • Apa warna kesukaan kamu?

Official color saya sih ijo, tapi pada dasarnya saya suka semua warna…karena nggak cuma ijo yang bikin dunia ini jadi indah.

  • Bagaimana hubunganmu dengan saudara kandungmu? (ceritakan dalam 3 kalimat)

I love you...You love me...We're best friends like friends should be...(nyontek lagunya Barney)

Kamis, 08 Desember 2011

CEMBURU...(THE STORY OF A BATTLE)


Sore yang gelap berawan, entah kenapa saya males pulang walaupun jam kantor sudah agak lama berakhir. Suasana kantor yang masih rame juga bikin saya tambah malas pulang. Akhirnya saya memilih browsing dan membalas email teman. Tiba-tiba seorang ibu masuk ruangan. Si Ibu itu suami teman kerja saya. Dia langsung melenggang masuk dan duduk di kursi dekat sang suami. Kebetulan atasan saya (bapak2) juga duduk di sebelah mereka berdua.
               Nah, cerita dimulai saat atasan saya--yang lebih memilih digantung daripada disuruh diam—mulai nyerocos sana sini. Jadi, si ibu itu orangnya cemburuan dan seluruh orang di ruangan saya tahu betapa diktatornya dia sama si suami. Mussolini lewat daah..
                Percakapan pun dimulai, atasan saya melancarkan serangan,”Bu, cowok itu kalau semakin dikekang, dia semakin berontak”. Sekedar info bagi yang nggak tahu, kata-kata itu merupakan sindiran biar si ibu nggak terlalu galak sama suaminya, hahaha. Si ibu sepertinya ngerasa kalau disindir, serangan tak terduga  tepat di jantung sasaran, “Tergantung cowoknya kali pak”, si ibu nggak mau kalah. Atasan saya tambah ngotot mempertahankan argumen. Baginya kalah debat itu penghinaan terbesar, “Oh, enggak, cowok emang begitu sifatnya..bla..bla..bla”.
                Karena nggak siap dengan serangan beruntun barusan, si ibu nekat, mengeluarkan senjata pamungkasnya, “Bapak berani lawan saya??”. Saya sebagai penonton  kaget, si ibu yang dari luarnya kelihatan ramah dan diam bisa menjadi agresif seperti itu. Mari kita simak jawaban atasan saya,”Jangankan lawan ibu doang, lawan ibu sekeluarga saja saya nggak takut”. Suer saya ngakak waktu dengar. Untung saja sebelum salah satu pihak meluncurkan serangan kamikaze*, suami  si ibu buru-buru menengahi sembari becanda,”Tuh kan pak, istri saya emang gitu”. Dan akhirnya suami istri itu pulang tanpa diketahui siapa yang memenangi pertandingan. Penonton kecewa..(enggak ding!)
                Sekilas cerita nyata tadi kelihatan seperti komedi penyegar suasana di kantor pada sore hari.  Tapi bagi saya yang belum berkeluarga, ada hal yang patut direnungkan, terlalu cemburu itu nggak baik, betul?
Jujur, saya pun semakin dikekang justru semakin berontak. Sebaliknya, semakin dipercaya, saya semakin bertekad untuk memegang amanah itu. Dan kebanyakan orang memang begitu :D
Alhamdulillah Ayah Ibu saya, selama 24 tahun berumah tangga, setahu saya belum pernah bertengkar hanya karena masalah cemburu buta, padahal Ayah saya bekerja di kota lain. Memang cemburu itu tanda cinta, tapi masih banyak cara mengekspresikan cinta yang lain, yang lebih indah dibanding cemburu berlebihan. Saling percaya itu indah, kawan.
Cemburu itu perlu dan manusiawi, tapi kalo overdosis nggak bagus tentunya. Efeknya nggak bagus buat kita sendiri dan juga buat orang di sekitar kita. Sudah tak terhitung pasangan atau sahabat yang hubungannya bertahan lama saat ditanya rahasia hubungan langgeng mereka, dengan mantap menjawab : saling percaya. Wuiiih, semoga bisa belajar dari ini. CU

Selasa, 22 November 2011

Sebuah Episode “Ghozwul Fikri”


Media memang memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengannya, nggak ada lagi kata “jarak” dan “rahasia”. Melaluinya, kita selalu bisa tahu apa yang terjadi nun jauh di sana, bahkan yang seharusnya jadi rahasia dan yang paling hebat, pola pikir manusia juga bisa dikendalikan. Sayangnya kebanyakan media dikuasai pihak yang kurang tepat, sehingga cuma dijadikan ajang pengeruk keuntungan tanpa peduli apa dampaknya bagi masyarakat luas. 

Naaah, sayangnya masyarakat kita nggak nyadar juga kalo mereka cuma “dibodohi”. Buktinya, semakin negatif suatu berita, semakin heboh dan menjual berita itu. Secara umum berita yang paling diminati adalah berita dari dunia entertainment. Saya sendiri kurang rajin menyimaknya, tapi memang kadang karena terlalu populernya gosip itu, mau nggak mau saya dengar lalu ikutan penasaran :hammer.

Yang ingin saya soroti di sini adalah materi ‘berita’ itu sendiri. Sesuatu yang aslinya tabu, jika dilakukan seorang public figure seolah-olah menjadi sesuatu yang sah-sah saja. Si artis ini hamil nggak ketahuan siapa bapaknya, si artis ini ke-gap lagi make narkoba, si artis ini tinggal serumah dengan pacarnya, dan berita lain yang bikin saya geleng-geleng kepala. Yang lebih parah, banyak seleb yang pindah jenis kelamin. Kebanyakan sih pindah dari cowok ke cewek, malah ada yang pake jilbab segala. Astaghfirullah, kebaikan dan kebatilan emang sudah campur aduk, dan itu disaksikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Para pelaku berlindung dibalik kata2 Hak Asasi Manusia. Saya yakin mereka nggak memperhatikan pelajaran Kewarganegaraan waktu sekolah dulu. Guru kita selalu mengulang-ulang bahwa hak kita tidak tak terbatas, dan yang membatasinya adalah hak orang lain. Tuh kan, kita hidup bersama di bumi dengan penduduk yang terus bertambah namun luas dan SDA-nya tetap. Kalau masih mau ngotot  berbuat seenaknya dengan mengatasnamakan HAM, saya kasih tahu ya...Pluto masih kosong, belum ada yang nempatin. Kalian boleh ngapain aja di situ, terserah. Kalau berminat, nanti saya hubungi NASA suruh nyiapin pesawatnya :D.

Intinya, jadi public figure itu...wajib memberi contoh yang baik pada masyarakat. Hmmm..gak cuma buat public figure sih, tapi buat semuanya. Semua kelakuan buruk yang tayang di berbagai media, dengan intensitas melebihi sholat wajib, lama-lama akan dianggap wajar oleh masyarakat.  Sebenarnya inilah puncak bahayanya, sesuatu yang diulang-ulang akan tertanam dalam pikiran manusia. Itulah kenapa kita cenderung suka memakai produk yang sering nongol di iklan daripada yang enggak, padahal kualitas belum tentu lebih baik. Nggak heran tingkat kriminalitas dan perceraian meningkat, bullying merajalela, serta penyimpangan lebih sering kita temui dimana-mana.  Makanya, ini PR buat kita semua, sebisa mungkin jadilah contoh yang baik karena sadar atau nggak perilaku kita juga mempengaruhi perilaku orang di sekitar kita (Berarti aslinya, kita semua “public figure” donk, cuma beda cakupan pengaruhnya saja). Ini bukan bermaksud riya lho...cuma bermaksud baik menyeimbangkan tatanan dunia yang sekarang cenderung  lebih  berat pada sisi yang nggak benar.  Jadi mulai sekarang ingat ya, dengan bersikap baik, dampaknya tidak hanya lari kepada kita saja, tapi juga ke orang lain di sekitar. Semoga makin termotivasi untuk bersikap baik, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.. CU

Kamis, 03 November 2011

Bergantung pada yang pantas dijadikan tempat bergantung


Sekitar jam tiga sore saat otak mencapai titik jenuh karena pekerjaan, tiba-tiba saya teringat teman lama, teman seperjuangan waktu kuliah dulu yang sekarang bekerja di kota lain. Akhirnya saya putuskan untuk menanyakan kabarnya via chatting, “Woi,apa kabar? Besok pulang nggak pas lebaran haji?”, pertanyaan singkat tersebut tiba2 terlontar. Kebetulan kami satu kampung, dan saya berencana akan mampir ke rumahnya kalau dia juga pulang. Dia pun membalas, menceritakan kondisinya saat ini, dia baru saja putus dengan pacarnya. Mereka sudah berpacaran lebih dari tiga tahun. Saya ikut sedih karena tahu bagaimana perjalanan mereka dan betapa sahabat saya itu sering merencanakan masa depan dengan si mantan, terutama masalah pernikahan. Kata-kata putus asa mengalir dari sahabat saya, “Kalau nggak sama dia aku sama siapa lagi Yul, aku takut nggak bisa lagi nemu yang kayak dia”. Kata-kata itu menohok saya, jujur saya pernah mengatakan kata-kata serupa berbulan-bulan yang lalu.
                Kasus kami sebenarnya hampir mirip, kami sama-sama tergantung pada seseorang yang sebenarnya nggak pantas untung dijadikan tempat bergantung. Butuh waktu yang lama sampai akhirnya saya sadar dan berani melangkah meninggalkan ketergantungan itu.  Setiap kali saya ingat itu, saya cuma bisa istighfar. Bagaimana mungkin saya bisa su’udzon begitu sama Allah. Allah yang selama ini berbaik hati pada saya dan memberi saya segalanya, kemudian saya lebih memilik hal lain (dalam hal ini makhluk-Nya) untuk menggantikan-Nya sebagai tempat bergantung. Mungkin tujuan saya benar, tapi cara untuk mencapainya masih salah. Pantas saja Allah murka pada saya, dan ketergantungan saya juga hanya berujung pada rasa kecewa.
                Maafkan kami Ya Allah, gantikanlah  kehilangan kami dengan sebaik-baiknya pengganti.  Sekarang saya sadar bahwa di luar sana masih begitu banyak hal baik yang Allah ciptakan untuk saya. Allah itu Maha Kaya, dengan berkata “Saya rasa saya tidak akan menemukan orang seperti itu lagi” berarti kita mengolok-olok Allah, pesimis pada-Nya. Apa sih susahnya bagi Allah hanya untuk sekedar mengubah jalan nasib seseorang? Saya juga sadar, fokus pada sebuah musibah kecil hanya akan membutakan mata kita bahwa begitu banyak nikmat yang telah kita terima. Saya nggak mau jadi orang kufur.
                Oleh karena itu Ya Allah, bukalah mata hati kami. Biarkan kami menyadari semua nikmat yang telah Engkau berikan dan berilah kami kesempatan untuk mensyukurinya.  Biarkan kami sadar, bahwa kehilangan sedikit “cinta” dari seorang makhlukmu itu tidak berarti apa-apa. Di luar sana masih banyak Engkau tebarkan cinta yang jauh lebih tulus untuk kami melalui makhluk-Mu yang lain, seperti Ayah, Ibu, saudara, juga sahabat-sahabat yang tiada hentinya men-support kami. Kemudian Ya Allah, izinkan saya dan sahabat-sahabat saya menemukan pelabuhan lain, yang keberadaannya bukannya menjauhkan kami dari-Mu, tapi justru semakin membuat kami mencintai-Mu. Terima kasih Ya Allah karena Engkau masih mengingatkan kami, itu tandanya Engkau masih peduli J.