Selasa, 22 November 2011

Sebuah Episode “Ghozwul Fikri”


Media memang memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengannya, nggak ada lagi kata “jarak” dan “rahasia”. Melaluinya, kita selalu bisa tahu apa yang terjadi nun jauh di sana, bahkan yang seharusnya jadi rahasia dan yang paling hebat, pola pikir manusia juga bisa dikendalikan. Sayangnya kebanyakan media dikuasai pihak yang kurang tepat, sehingga cuma dijadikan ajang pengeruk keuntungan tanpa peduli apa dampaknya bagi masyarakat luas. 

Naaah, sayangnya masyarakat kita nggak nyadar juga kalo mereka cuma “dibodohi”. Buktinya, semakin negatif suatu berita, semakin heboh dan menjual berita itu. Secara umum berita yang paling diminati adalah berita dari dunia entertainment. Saya sendiri kurang rajin menyimaknya, tapi memang kadang karena terlalu populernya gosip itu, mau nggak mau saya dengar lalu ikutan penasaran :hammer.

Yang ingin saya soroti di sini adalah materi ‘berita’ itu sendiri. Sesuatu yang aslinya tabu, jika dilakukan seorang public figure seolah-olah menjadi sesuatu yang sah-sah saja. Si artis ini hamil nggak ketahuan siapa bapaknya, si artis ini ke-gap lagi make narkoba, si artis ini tinggal serumah dengan pacarnya, dan berita lain yang bikin saya geleng-geleng kepala. Yang lebih parah, banyak seleb yang pindah jenis kelamin. Kebanyakan sih pindah dari cowok ke cewek, malah ada yang pake jilbab segala. Astaghfirullah, kebaikan dan kebatilan emang sudah campur aduk, dan itu disaksikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Para pelaku berlindung dibalik kata2 Hak Asasi Manusia. Saya yakin mereka nggak memperhatikan pelajaran Kewarganegaraan waktu sekolah dulu. Guru kita selalu mengulang-ulang bahwa hak kita tidak tak terbatas, dan yang membatasinya adalah hak orang lain. Tuh kan, kita hidup bersama di bumi dengan penduduk yang terus bertambah namun luas dan SDA-nya tetap. Kalau masih mau ngotot  berbuat seenaknya dengan mengatasnamakan HAM, saya kasih tahu ya...Pluto masih kosong, belum ada yang nempatin. Kalian boleh ngapain aja di situ, terserah. Kalau berminat, nanti saya hubungi NASA suruh nyiapin pesawatnya :D.

Intinya, jadi public figure itu...wajib memberi contoh yang baik pada masyarakat. Hmmm..gak cuma buat public figure sih, tapi buat semuanya. Semua kelakuan buruk yang tayang di berbagai media, dengan intensitas melebihi sholat wajib, lama-lama akan dianggap wajar oleh masyarakat.  Sebenarnya inilah puncak bahayanya, sesuatu yang diulang-ulang akan tertanam dalam pikiran manusia. Itulah kenapa kita cenderung suka memakai produk yang sering nongol di iklan daripada yang enggak, padahal kualitas belum tentu lebih baik. Nggak heran tingkat kriminalitas dan perceraian meningkat, bullying merajalela, serta penyimpangan lebih sering kita temui dimana-mana.  Makanya, ini PR buat kita semua, sebisa mungkin jadilah contoh yang baik karena sadar atau nggak perilaku kita juga mempengaruhi perilaku orang di sekitar kita (Berarti aslinya, kita semua “public figure” donk, cuma beda cakupan pengaruhnya saja). Ini bukan bermaksud riya lho...cuma bermaksud baik menyeimbangkan tatanan dunia yang sekarang cenderung  lebih  berat pada sisi yang nggak benar.  Jadi mulai sekarang ingat ya, dengan bersikap baik, dampaknya tidak hanya lari kepada kita saja, tapi juga ke orang lain di sekitar. Semoga makin termotivasi untuk bersikap baik, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.. CU

2 komentar:

  1. suka dengan paragaraf keduanya...
    semkain hormat dengan suhu...ga ngikutin pun tau segalanya dengan detil..apalagi ngikutin yaa..

    hormat pada suhu :D

    BalasHapus
  2. Ah, mamalemon, saya jadi malu. Makasih mamalemon, hormat juga.. :D

    BalasHapus