Rabu, 25 Januari 2012

Pengen dianggep pinter atau bodoh?


Mungkin sekitar 90% dari orang yang ditanya dengan pertanyaan di atas, condong ke pilihan pertama. Sisanya 10% nggak ambil pusing sama pertanyaan saya..”nggak penting amat sih”, emang sih..ini pikiran yang tiba-tiba terlintas di benak saya saja. Kesimpulannya, hampir 0% orang nggak mau dianggap bodoh (Hasil survey abal-abal). Saya pun berpikiran begitu, tapi itu duluuu...
Kenapa saya bisa berubah pikiran?... Jadi ceritanya ada seorang teman yang seriiing bgt underestimate sama saya, setiap kali saya antusias melakukan sesuatu dia pasti bilang “emang kamu bisa bla bla bla..”, Saat saya mengetahui hal yang tidak dia ketahui, “Pasti kamu barusan baca di wikipedia, yahoo, dll”, Saat dia tahu saya menguasai satu skill dia serta merta menghancurkan harga diri saya dengan membandingkan kemampuan saya dengan orang dengan kemampuan jauuh di atas saya versi dia. Pokoknya saya nggak ada bagusnya sama sekali di mata dia…tapi herannya kok dia masih mau berteman sama saya ya…Only God knows, mungkin karena saya nggak pernah marah kalo disepelekan. Prinsip saya sih, saya nggak rugi, kemampuan saya nggak berkurang hanya karena perkataannya.
Anyway, saya jadi belajar banyak…orang yang dianggap nggak mampu, sama sekali nggak punya beban…namun ketika dunia mengetahui bahwa dia berhasil melakukan suatu hal, kisahnya justru menginspirasi banyak orang, tengok saja Forrest Gump atau Hellen Keller misalnya…Yang pertama memang fiktif, tapi ambil aja esensi ceritanya, dia yang dianggap dungu, berkat kerja kerasnya bisa berhasil dan kemudian memotivasi banyak orang. Hellen Keller, dia tuli dan buta sejak bayi, alhasil dia hampir nggak bisa ngomong karena bayi belajar berkomunikasi dari pendengaran dan penglihatan. Saat dia berhasil jadi sarjana, belajar bahasa asing, menjadi dosen dan penulis..apa kata dunia? standing applause dimana-mana.
Orang yang dianggap pinter kadang terbebani, walau mereka nggak ngerasa. Harapan semua orang ada di pundaknya, dan kalaupun mereka sukses, itu dianggap hal yang sangat wajar tanpa orang tahu betapa kerasnya dia telah berusaha.
Nah, enakan dianggap bodoh kan? eh, sebenarnya nggak bodo sih, dianggap nggak pinter deh...
Saat kita berhasil melakukan sesuatu, orang akan berkata “Waah, kok bisa sih..ajarin dong..Kalo kamu bisa aku juga harusnya bisa dong”, Naah, bisa jadi ajang sharing ilmu plus motivasi. Bonusnya, orang yang nyepelein kita pastinya rada nyesel :D
Kalo orang pinter yang berhasil melakukan sesuatu, “Yah, kamu mah apa aja bisa..aku mana bisa kayak gitu”...Nah, si orangnya minder duluan, padahal si orang pinter pasti belajar juga, gak langsung sim salabim bisa..
Pilih yang mana? Hahahahaha

--Pesan: jangan marah kalau dianggap bodoh, santai bung..!!! Tetep semangat tingkatkan kualitas diri--

Selasa, 10 Januari 2012

Kedelai


Ada kedelai rebus di meja tengah ruang kerja saya...
Seketika ingatan saya melayang…lebih tinggi dari atap gedung 20 lantai ini, menuju ke tenggara, sekitar arah jam 4 dari Jakarta…mendaki gunung, lewati lembah (kayak ninja hatori), sungai, sawah, dan sampailah di daerah pesisir pantai selatan bernama Kebumen, 13-15 tahun yang lalu.
Ternyata beberapa butir kedelai bisa menjadi sebuah mesin waktu ya..
Kembali ke masa ketika semua masalah begitu sederhana…lupa ngerjain PR, dimarahin orang tua , berantem sama adik2, bertengkar sama teman..
Begitu jam pulang sekolah tiba, 12.45 saya dan teman2 berjanji akan main ke sawah sekitar jam 13.30. Saat itu sedang kemarau, sehabis panen padi. Para petani di desa saya mengakali sawah yang belum bisa ditanami padi untuk panen berikutnya dengan dua cara, dibuat pabrik batu bata dadakan atau ditanami keledai, kacang ijo atau palawija lain yg nggak butuh banyak air untuk tumbuh.
Matahari terik banget, di sawah kan memang jarang ada pohon gede..sebagian besar pemilik sawah sudah memanen keledainya. Inilah yang kami tunggu, masa pasca panen kedelai dimana masih banyak butir2 kedelai yang tertinggal di area sawah maupun pematangnya. Mencuri? nggak juga, si pemilik sudah ikhlas kok, aktivitas ini sudah sangat umum di daerah saya…lagian hanya beberapa butir nggak akan merugikan mereka, toh mereka nggak bakal meriksa kembali sawahnya untuk mengambil butir2 kedelai yang tertinggal.
Kami berangkat dengan membawa alat tempur masing2, biasanya sih berupa wadah dari plastik yang berlubang2 untuk tempat kedelai nanti. Dimulailah pencarían…menyusuri tapak demi tapak tanah persawahan yang kering, kadang tanpa alas kaki. Senang sekali rasanya saat melihat kedelai berceceran, nggak lama kami pun sudah mengumpulkan kedelai yang lumayan banyak. Rasa senang berubah menjadi puas saat tahu bahwa saya berhasil mengumpulkan kedelai lebih banyak dari teman-teman.
Saat matahari sudah condong dan adzan ashar terdengar, pencarían dihentikan dan kami beranjak pulang. Jangan pikir kami langsung pulang ke rumah, kami biasanya mampir dulu ke gundukan jerami. Para petani biasa mengumpulkan jerami untuk kemudian dibakar dan dijadikan pupuk. Saat belum dibakar, gunungan2 jerami itu menjadi taman bermain di tengah sawah. Kami biasa menaikinya dan loncat2 di atasnya, sambil teriak atau nyanyi biar lebih mendramatisir. Tumpukan jerami itu trampolín kami.  Angin di sawah benar-benar mantap…kami tertawa kegirangan saat jatuh dan terguling-guling menuruni gunung jerami, begitu sampai kami puas dan kemudian pulang ke rumah.
Sampai di rumah, kedelai dicuci kemudian direbus sambil dibubuhi garam. Biasanya paman saya yang membantu masak, saya sendiri harus mandi. Ternyata gunungan jerami itu nikmat yang berbalut  kesengsaraan. Saat mandi, kulit yang tergesek jerami terasa sedikit perih..tapi saya dan teman-teman nggak pernah kapok untuk main lagi.
Sehabis mandi dan solat biasanya saya dan keluarga menonton drama China di TV, saat itulah kedelai rebús itu dihidangkan. Ibu yang baru pulang kerja pasti tanya “dapat kedelai dari mana?”, saya jawab saja kalau itu hasil jerih payah saya memulung di sawah sesorean. Ibu nggak pernah marah anak ceweknya lari-larian di sawah, kulitnya terbakar matahari atau belepotan lumpur saat musim hujan. Asal nggak lupa mandi, solat dan ngaji..itu kata beliau, eh..makan juga sih, soalnya saya susah makan waktu kecil.
Nggak sadar keledainya di meja kantor dah abis, saya pun kembali ke Jakarta, di Januari 2012. Entah kapan lagi saya biasa memunguti kedelai sisa panen bersama teman dan menaiki gunungan jerami.



Senin, 02 Januari 2012

Speaking about “Nerd”


Semua berawal dari kesukaan saya sama Kimia...Once I wanted to be a chemist..tapi gagal, haha.
And I end up like this,  being a civil servantTapi tak ada yg patut disesali sepanjang kita berusaha menjadi manusia yg berguna. Sorry ngelantur..
Kebiasaan saya saat sudah jenuh bekerja adalah browsing..apa aja, terutama yg berkaitan dengan minat dan hobi saya. Nah, entah kenapa beberapa saat yang lalu saya pengin tahu ttg ‘jokes about chemistry’, kira2 Kimia yang kesannya serius bisa dibikin lawakan gak sih...
Ternyata banyak situs2 yg memuat jokes semacam itu, lucu2 (menurut saya sih)…Ini diantaranya, cekidot:
***
Q: What is the most important rule in chemistry?
A: Never lick the spoon!
Two chemists go into a restaurant.
The first one says "I think I'll have an H2O."
The second one says "I think I'll have an H2O too" -- and he died.
(keterangan: H2O too bisa dibaca H2O2, itu rumus kimia peroksida, senyawa yg sering dipakai sebagai pemutih dan disinfektan)
Money has recently been discovered to be a not-yet-identified super heavy element.
The proposed name is: Un-obtainium.
***
Terus apa hubungannya sama Nerd?
Jadi gini, di situs itu banyak yg ngasih komen kan…Ada seseorang yg ngasal bilang “Nerd Alert”. Nerd itu sih arti singkatnya semacam kutu buku yang cupu gitu. Wuiih, kok ada orang rempong gitu ya, komen itu pun lantas dibalas komen lain, intinya gini “If there is no nerd, there would be no computer, phone, games, and other amazing devices. This world would be definitely different”.
Istilah nerd gitu sering ditempelin sama anak yg kesannya doyan belajar, menurut saya sih udah termasuk bullying secara verbal. Kebayang nggak sih, orang2 semacam Einstein, Edison, bahkan Mark Zuckerberg  dan manusia pintar lain sewaktu kecil  dikasih cap gitu dan setelah dewasa justru memberi sumbangsih pada dunia. Terus apa yang sudah diberikan oleh si pengejek itu?
Dikasih cap nerd itu bukan akhir dunia kok, harusnya bangga dong, dianggap kutu buku...Menuntut ilmu kan hukumnya wajib. Pada kenyataannya si pengejek justru menjadi pundi2 uang bagi si Nerd, lha wong mereka beli barang hasil ciptaannya, selain itu nama si Nerd juga terekam dalam sejarah. Kalo udah gitu sekarang siapa yang menang?
Hidup Nerd!!! (Ooops...)

Jumat, 30 Desember 2011

I hate myself


Akhir-akhir ini banyak sekali orang berteriak begitu, mati2an menjadi orang lain yang dirasa lebih baik dari dirinya..dari segi fisik maupun kepribadian.
Saya sendiri beberapa kali mengalaminya..saat ada orang yang tersakiti oleh sikap saya, saat ada masalah yang tidak bisa saya tangani. “Andai saya bisa seperti si A, yang selalu terjaga kata-katanya; Andai bisa seperti B yang bisa berpikir kreatif; Andai bisa seperti C yang begitu mudahnya menyesuaikan diri di lingkungan baru..dan beribu-ribu “andai” lain.
Saat ada orang yang berusaha memuji kelebihan saya, pikiran saya justru berbisik “Halah, itu mah biasa..banyak orang yang lebih hebat dari saya kok”...atau yang lebih parah “halah, bohong...basa basi doang tuh”, hehe.
Kalau dipikir parah juga ya...lama2 bisa krisis identitas nih, hehe
Setelah direnungi, ternyata kekurangan kita dan kelebihan orang lain itu tak terhitung…semakin kita memikirkannya, semakin menjadikan kita pribadi yang nggak bersyukur.
Karenanya, sekarang saya berusaha (mati2an) belajar menjadi pribadi yang bersyukur, yang menerima diri saya apa adanya. Karena jika saya saja benci diri saya sendiri, bagaimana orang lain menyukai saya?
Kita semua dilahirkan tentunya dengan banyak kelebihan,…gratis dari yang kuasa. PR  kita adalah  menemukan, mengasahnya dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat.
Nanika o suru tame ni umareta kita hazu da” – Moumoon, Tiny Star.
(Kita dilahirkan pasti karena ada suatu maksud)
Nah, mumpung mau tahun baru dan lagi pada gencar2nya bikin resolusi (sebenarnya resolusi bisa dibikin kapan saja kok, :D)… kita masukin yuk satu poin yang kayaknya sepele  : lebih menerima diri sendiri dengan segala keterbatasannya.
Kalau sudah bisa legowo dengan kelemahan diri, kelebihan  pun akan segera kita sadari. Hasilnya, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan yang tak kalah penting: bisa menjadi diri sendiri..Show them your true color!!!

Rabu, 28 Desember 2011

If he cheated with you, he’ll cheat on you


Saya pertama kali baca kata2 itu di buku “He’s just not that into you”. Dari situ saya sedikit ngeh kalo kebanyakan cowok itu player. Nggak semua lho ya...tapi kebanyakan. Saya tiba2 inget kata2 ini karena secara kebetulan hal ini terjadi pada salah satu saudara saya. Beberapa bulan yang lalu, saudara saya(cewek) ketemu dengan kawan lamanya (cowok). Saat itu si cowok sudah punya pacar tapi kemudian ngejar2 saudara saya itu secara terang2an. Saya sempat curiga waktu saudara saya cerita, tapi lebih memilih diam, membuang pikiran macam2 dan tanpa sadar membiarkan saudara saya masuk perangkap cowok itu.
Intinya si cowok ngeyakinin saudara saya, bahwa dia sebenarnya ingin putus sama pacarnya. Dia bilang dengan gaya yang bikin saudara saya simpatik, kalau dia mempertahankan hubungannya dengan si cewek cuma buat menjaga agar si cewek tetap pada koridor yang bener (?). Kesimpulannya, pacar si cowok itu labil dan ngancem mau macem2 kalau diputusin gitu. Si cowok bersikap seolah berada pada kondisi yang  begitu sulit. Saya nggak tahu bagaimana akhirnya hingga saudara saya luluh sama cowok, mereka pun pacaran. Awalnya baik-baik saja, yang saya lakukan hanya mengawasi mereka dari kejauhan, hallaaah...Namun beberapa minggu terakhir, ada yg aneh dengan saudara saya itu.
Saya mulai memancing saudara saya itu untuk cerita. Awalnya dia diam saja, sampai kemudian ceritanya tumpah sendiri, si cowok selingkuh...sama mantannya yang dulu. Saya cuma bisa ngurut dada. Well, they deserve each other...Cowok baik2 cuma untuk cewek baik2 dan sebaliknya kan?
Saya cuma bisa bilang ke saudara saya kalau cowok player gitu nggak pantes buat dia, she deserves better. Teruus yang lebih penting, jangan memulai suatu hubungan dengan ketidakjelasan. Kalau orang yang mendekati Anda masih ada hubungan dengan cewek lain..apapun alasannya, please save yourself...get rid of him. Pada dasarnya cowok yang selingkuh selalu bilang kalau dia ada masalah dengan pasangannya, apapun itu...janji bakal mutusin hubungan dengan si pasangan, tapi kondisinya tidak memungkinkan..skenario tunggal. Seorang  teman saya juga ada yang “terperangkap” hubungan semacam ini dengan suami orang, nah lho...Si cowok berkali2 negasin kalo dia nggak cinta sama istrinya dan suatu saat pingin cerai ma si istri, Astaghfirullah. FYI, si cowok dah punya anak tiga. Kok bisa sih nggak cinta tapi bisa punya anak tiga. Ada yang bisa bantu jawab nggak?
Kalau Anda sampai jatuh ke tangan cowok macam ini, congratulation..you’re a part of his game, just wait till he dumps you and runs into another girl. Makanya, jangan biarin ada celah sedikitpun.  Jika Anda merasa dalam hubungan seperti ini, segera tarik garis yang tegas apakah Anda ingin menyelamatkan diri anda atau membiarkan diri Anda masuk dalam siklus permainannya. Pokoknya, Men like to play...be sure you’re not a part of his game. So, watch out girls! If he cheated with you, he’ll cheat on you. Jika Anda bersedia dijadikan objek perselingkuhan, suatu saat Anda akan jadi korban perselingkuhan...di tangan cowok yang sama.

Pe Er


Sebelumnya mohon maaf buat saudariku Annisaningrum, soalnya setelah berminggu minggu baru sempet ngerjain pee r-nya nih. Kalo kejadian beneran di sekolah kayak gini mungkin udah disetrap kali. Oke, langsung aja...ceritanya Anica memberondong saya dengan beberapa (banyak sih) pertanyaan J dan saya harus menjawabnya melalui tulisan. Nggak tahu dapat hadiah atau enggak :D

  • Apa yang menarik dari blog saya?

Yang menarik dari blog Anica..hmmm..pinky-nya..gambarnya bagus, tulisannya ringan berbobot. Intinya masih harus banyak belajar dari saudari saya ini.

  • Tulisan seperti apa yang kamu ingin baca dari blog saya?

Apa aja aku mau baca, asal sifatnya nambah ilmu dan menghibur :D

  • Apa motivasi kamu buat blog pribadi? 

Pingin belajar nulis, teruus, blog itu ibarat rumah. Di rumah itu kamu bebas ngapain aja, mengekspresikan dirimu sendiri. Jadi bagi saya, nggak punya blog itu ibarat homeless

  • Kapan biasanya kamu update tulisan di blok kamu?

Kalau ada ide dan waktu senggang, sebenarnya mood paling ngaruh sih.

  • Apa resolusi kamu setahun ke depan?

Banyaaak, sebagian sih resolusi tahun lalu yang belum kesampaian. Intinya meningkatkan kualitas diri. Sorry nggak bisa ngasih detailnya tapi saya kasih tahu beberapa bocoran...nerusin hafalan, belajar desain grafis, nerusin belajar japanese ma spanishnya..oiyaa..bangun pagi juga.

  • Menurut kamu, apa sih yang paling penting dalam hidup kamu?

Saya menghargai hampir semua yang ada dalam hidup saya, tapi kalau disuruh milih...saya pilih orang yang kita cintai, baik keluarga, saudara, teman2 dll..above all, my lovely God and his messenger. Mereka semua motivasi utama setiap tindakan saya.

  • Jika kamu boleh meminta 3 hal, apa yang akan kamu minta?

Tiga hal yang saya pinta (asal nggak ada jin yg tiba2 teriak “wani pirooo???) : 1) plis ilangin korupsi   2) keliling dunia   3)masuk surga bersama orang2 yg saya sayang.

  • Apa buku favorit kamu?

Yang saya baca hampir tiap hari…Alquran. Kalau buku2 yang lain..hampir semua genre  saya suka.

  • Apa yang kamu lakukan kalo sedang bosan?

Baca, nggambar, nonton, tidur trus bikin keributan bareng temen.

  • Apa warna kesukaan kamu?

Official color saya sih ijo, tapi pada dasarnya saya suka semua warna…karena nggak cuma ijo yang bikin dunia ini jadi indah.

  • Bagaimana hubunganmu dengan saudara kandungmu? (ceritakan dalam 3 kalimat)

I love you...You love me...We're best friends like friends should be...(nyontek lagunya Barney)

Kamis, 08 Desember 2011

CEMBURU...(THE STORY OF A BATTLE)


Sore yang gelap berawan, entah kenapa saya males pulang walaupun jam kantor sudah agak lama berakhir. Suasana kantor yang masih rame juga bikin saya tambah malas pulang. Akhirnya saya memilih browsing dan membalas email teman. Tiba-tiba seorang ibu masuk ruangan. Si Ibu itu suami teman kerja saya. Dia langsung melenggang masuk dan duduk di kursi dekat sang suami. Kebetulan atasan saya (bapak2) juga duduk di sebelah mereka berdua.
               Nah, cerita dimulai saat atasan saya--yang lebih memilih digantung daripada disuruh diam—mulai nyerocos sana sini. Jadi, si ibu itu orangnya cemburuan dan seluruh orang di ruangan saya tahu betapa diktatornya dia sama si suami. Mussolini lewat daah..
                Percakapan pun dimulai, atasan saya melancarkan serangan,”Bu, cowok itu kalau semakin dikekang, dia semakin berontak”. Sekedar info bagi yang nggak tahu, kata-kata itu merupakan sindiran biar si ibu nggak terlalu galak sama suaminya, hahaha. Si ibu sepertinya ngerasa kalau disindir, serangan tak terduga  tepat di jantung sasaran, “Tergantung cowoknya kali pak”, si ibu nggak mau kalah. Atasan saya tambah ngotot mempertahankan argumen. Baginya kalah debat itu penghinaan terbesar, “Oh, enggak, cowok emang begitu sifatnya..bla..bla..bla”.
                Karena nggak siap dengan serangan beruntun barusan, si ibu nekat, mengeluarkan senjata pamungkasnya, “Bapak berani lawan saya??”. Saya sebagai penonton  kaget, si ibu yang dari luarnya kelihatan ramah dan diam bisa menjadi agresif seperti itu. Mari kita simak jawaban atasan saya,”Jangankan lawan ibu doang, lawan ibu sekeluarga saja saya nggak takut”. Suer saya ngakak waktu dengar. Untung saja sebelum salah satu pihak meluncurkan serangan kamikaze*, suami  si ibu buru-buru menengahi sembari becanda,”Tuh kan pak, istri saya emang gitu”. Dan akhirnya suami istri itu pulang tanpa diketahui siapa yang memenangi pertandingan. Penonton kecewa..(enggak ding!)
                Sekilas cerita nyata tadi kelihatan seperti komedi penyegar suasana di kantor pada sore hari.  Tapi bagi saya yang belum berkeluarga, ada hal yang patut direnungkan, terlalu cemburu itu nggak baik, betul?
Jujur, saya pun semakin dikekang justru semakin berontak. Sebaliknya, semakin dipercaya, saya semakin bertekad untuk memegang amanah itu. Dan kebanyakan orang memang begitu :D
Alhamdulillah Ayah Ibu saya, selama 24 tahun berumah tangga, setahu saya belum pernah bertengkar hanya karena masalah cemburu buta, padahal Ayah saya bekerja di kota lain. Memang cemburu itu tanda cinta, tapi masih banyak cara mengekspresikan cinta yang lain, yang lebih indah dibanding cemburu berlebihan. Saling percaya itu indah, kawan.
Cemburu itu perlu dan manusiawi, tapi kalo overdosis nggak bagus tentunya. Efeknya nggak bagus buat kita sendiri dan juga buat orang di sekitar kita. Sudah tak terhitung pasangan atau sahabat yang hubungannya bertahan lama saat ditanya rahasia hubungan langgeng mereka, dengan mantap menjawab : saling percaya. Wuiiih, semoga bisa belajar dari ini. CU