Selasa, 01 Mei 2012

It's needed more than one night to build your own kingdom


            Zaman sekarang, semuanya memang dituntut serba cepat (katanya sih). Tapi bener kok, segala hal yang instan sedang sangat digandrungi. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh banyak kalangan, terutama pengusaha. Hidupkan tivi! Anda akan lihat bahwa hampir segala produk yang diiklankan memberi embel-embel "cepat" dan "instan". Mari kita simak cuplikan berikut:

a. Gunakan Body Lotion merek "A", hanya dalam 2 minggu kulit Anda akan bersinar seputih mutiara (NB: model iklannya artis blaster Cina/Eropa, yang notabene gak pernah kena sinar matahari karena kemana-mana naik mobil pribadi alih-alih jalan kaki ato naik angkot).

b. Dengan shampo merek "X", rambut rontok Anda berkurang hanya dalam 14 hari, jaminan uang kembali (Nah,lho..yang ini lebih menggiurkan dengan model iklan berambut panjang, lurus dan tebal. In this case penonton gak nyadar kalo si model pake hair extension dan mesti ke salon minimal seminggu sekali buat ngrawat rambut "indah"nya).

c. Sosis "ABC", Tinggal "lepp" (maksudnya gak usah pake motong sapi dulu, giling daging, kasih bumbu, bungkus, rebus,dll. Oiya, dengan dalih produknya mengandung gizi, si produsen sengaja mempertontonkan orang2 berprestasi, kayak juara olimpiade sains dan atlet sedang makan produk mereka).

d. Judul buku : Mahir Bermain Piano Hanya Dalam Sepekan  (Yang ini ajaib banget, Mozart aja butuh waktu bertahun-tahun biar jago mainnya).

          Buat konsumen produk2 semacam yang saya sebutin di atas, no offense ya,..saya pun kadang masih pake kok. Saya cuma memberi sedikit gambaran, betapa terobsesinya masyarakat kita sama semua hal yang berbau instan, betewe negara kita produsen mie instan terbesar di dunia lho, hehe... (gak ada yg nanya).

          Semua kembali kepada pribadi masing-masing, hal instan tesebut nggak semanis kelihatannya. Kali ini saya fokus pada keahlian atau ilmu. Lihat gambar selebaran di atas, yang walaupun fiktif tapi sering kita lihat bertebaran di jalan2 (minus keterangan berlingkaran merah di bawahnya, tentu saja).

         Sekarang, tanyakan pada orang-orang di bawah ini;
  1. Messi, berapa tahun dia berlatih main bola sampe bisa jago kayak sekarang?
  2. Personel SNSD, berapa tahun mereka latihan nyanyi dan ngedance sampe bisa keren kayak sekarang?
  3. Elie Saab, berapa tahun dia belajar ngedesain baju hingga hasilnya cantik dan jadi langganan di red carpet?
  4. Maksim Mrvica, berapa tahun dia belajar piano? dan bagaimana dia tetap gigih belajar di tengah kecamuk perang di kawasan Eropa Timur?
  5. Sekarang kita cari orang-orang hebat di sekitar kita, tanya mereka berapa lama mereka belajar hingga bisa ahli di bidangnya masing-masing?

             Orang nomor 1,2,3, dan 4 saya yakin gak bisa Anda tanya-tanya, tapi dengan sedikit meraba dan dengan bantuan Google pasti kita tahu jawabannya,"nggak hanya setahun dua tahun, lebih, lebih dan lebih dari itu". Kebanyakan manusia berhasil, saat ditanya perjalanan hidup mereka sebelum jaya, pasti lebih banyak menceritakan betapa pahitnya perjuangan mereka. Mereka memulai di titik dimana dunia seolah tertutup bagi mereka, tak terhitung pengorbanan waktu, tenaga, uang dan pikiran. Bahkan ada beberapa yang hampir menyerah di tengah jalan. Kita yang tinggal mendengarkan saja tanpa ikut mengalami kadang mengurut dada. Dan kita lihat hasilnya sekarang,... they have built their own kingdoms.

            Nah, bagi penuntut ilmu dan pengejar mimpi...cepat itu penting, tapi menikmati proses lebih penting. Saat proses itu berjalan, semua luka dan rasa sakit yang Anda dapat, ikut membantu mengubah mental Anda menjadi mental seorang juara. Jangan menyerah hanya karena gagal sekali atau dua kali. Kegagalan dan pengorbanan itu bumbu yang membuat kemenangan kita terasa jauh lebih manis. Nggak percaya? Buktikan sendiri...! I'll be waiting.

XOXO Sobakatsu
Tulisan ini dibuat untuk pembaca tercinta (plis jangan muntah) sekaligus untuk memotivasi diri sendiri :D
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar