Akhir-akhir ini banyak sekali orang berteriak begitu, mati2an menjadi orang lain yang dirasa lebih baik dari dirinya..dari segi fisik maupun kepribadian.
Saya sendiri beberapa kali mengalaminya..saat ada orang yang tersakiti oleh sikap saya, saat ada masalah yang tidak bisa saya tangani. “Andai saya bisa seperti si A, yang selalu terjaga kata-katanya; Andai bisa seperti B yang bisa berpikir kreatif; Andai bisa seperti C yang begitu mudahnya menyesuaikan diri di lingkungan baru..dan beribu-ribu “andai” lain.
Saat ada orang yang berusaha memuji kelebihan saya, pikiran saya justru berbisik “Halah, itu mah biasa..banyak orang yang lebih hebat dari saya kok”...atau yang lebih parah “halah, bohong...basa basi doang tuh”, hehe.
Kalau dipikir parah juga ya...lama2 bisa krisis identitas nih, hehe
Setelah direnungi, ternyata kekurangan kita dan kelebihan orang lain itu tak terhitung…semakin kita memikirkannya, semakin menjadikan kita pribadi yang nggak bersyukur.
Karenanya, sekarang saya berusaha (mati2an) belajar menjadi pribadi yang bersyukur, yang menerima diri saya apa adanya. Karena jika saya saja benci diri saya sendiri, bagaimana orang lain menyukai saya?
Kita semua dilahirkan tentunya dengan banyak kelebihan,…gratis dari yang kuasa. PR kita adalah menemukan, mengasahnya dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat.
“Nanika o suru tame ni umareta kita hazu da” – Moumoon, Tiny Star.
(Kita dilahirkan pasti karena ada suatu maksud)
Nah, mumpung mau tahun baru dan lagi pada gencar2nya bikin resolusi (sebenarnya resolusi bisa dibikin kapan saja kok, :D)… kita masukin yuk satu poin yang kayaknya sepele : lebih menerima diri sendiri dengan segala keterbatasannya.
Kalau sudah bisa legowo dengan kelemahan diri, kelebihan pun akan segera kita sadari. Hasilnya, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan yang tak kalah penting: bisa menjadi diri sendiri..Show them your true color!!!