Meskipun nilai fisika saya selama sekolah cukup memprihatinkan, bukan berarti tidak ada materi yang membekas dalam cabang ilmu ini. Fisika, menurut saya, cukup aplikatif, kita dapat menemukan penerapannya dimanapun asal kita memperhatikan lingkungan sekitar. Salah satunya adalah Hukum Kelembaman atau inersia, yang intinya menyatakan bahwa segala sesuatu dalam alam ini cenderung mempertahankan keadaannya. Jika benda tersebut dalam keadaan bergerak, maka benda itu cenderung terus bergerak sampai ada gaya lain yang mempengaruhinya. Begitu juga sebaliknya, benda yg diam akan cenderung diam kecuali dipengaruhi gaya lain. Ada gambaran kan?
Hukum ini menjelaskan kenapa ada orang yang malas bergerak sedangkan di sisi lain ada orang yang nggak bisa diam. Orang yang terbiasa diam dan jarang bergerak, membutuhkan dorongan yang cukup luar biasa untuk membuatnya memulai suatu aktivitas. Saya yakin kebanyakan kita pernah mengalaminya. Saya sendiri sering begitu, saat liburan tiba, lebih senang bersantai-santai dibanding beres-beres kamar padahal sebelumnya saya sudah merencanakan banyak hal. Saya tahu menunda itu nggak bagus, tapi ya susaaaah banget untuk memulai. Biasanya setelah ‘konflik batin’ yang cukup lama, saya akhirnya mulai melakukan aktivitas yang ingin saya lakukan,seperti mencuci, belajar sesuatu, belanja, masak, ngepel, nguras bak mandi, beres2 dll. And guess what? Begitu saya memulai, ternyata cukup susah untuk menghentikannya. Selesai pekerjaan yang satu, saya tergerak untuk menyelesaikan yang lain juga. Dan Alhamdulillah semua rencana saya tunai dilakukan.
Jadi intinya, biasakan diri kita untuk selalu aktif, karena itu yang terbaik. Diri anda yang selalu aktif akan susah untuk diam, dan hidup Anda pun akan lebih produktif. Jangan biarkan celah kemalasan masuk dalam diri Anda, karena begitu dia datang, butuh tenaga yang besar untuk mengusirnya.
Oiya, satu lagi…kalau memang hukum inersia itu benar, kenapa lebih banyak orang yang cenderung malas daripada cenderung aktif? Harusnya fifty-fifty kan?
Satu hal yang pasti, setan nggak henti-hentinya mengompori manusia untuk menjauhi kebaikan. Selain hal itu, ada satu hukum terkait termodinamika yang berperan, dahulu pernah dikemukakan Josiah Willard Gibbs. Segala sesuatu di alam cenderung dalam keadaan entalpi rendah dan entropi tinggi.
Keterangan:
Entalpi secara sederhana adalah energy yang terkandung dalam segala sesuatu ditambah energi yang dilakukan untuk melakukan kerja
Entropi sederhananya merupakan derajat atau tingkat ketidakberaturan
Maaf banget harus menyinggung hal ribet semacam itu. Tapi disinilah letak pokok permasalahannya. Manusia sebagai bagian alam semesta, tidak luput dari hukum tersebut, cenderung berada pada keadaan dimana entalpi (baca:energy) rendah dan entalpi (baca:ketidakteraturan) tinggi.
Dari sini dapat kita lihat, pantas saja manusia cenderung malas dan diam serta susah diatur. Karena dalam keadaan itulah entalpi-nya rendah dan entropi-nya tinggi.
Sekilas hukum alam tampak tidak berpihak pada kita. Tapi di balik itu semua, ada makna yang bisa diambil. Untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dibutuhkan kekuatan ekstra guna melawan kecenderungan-kecenderungan tersebut. Hanya manusia pilihan, yang punya kekuatan dan berani berbuat, yang bisa menjadi pemenang.
Alqur’an juga berkali-kali menerangkan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan susah payah dan lemah (Al Balad:4 dan Annisa:28), terbukti Alqur’an memang sejalan dengan sains. Hidup memang serba tidak menguntungkan, sudah dari sananya begitu. Tapi sekali lagi itu bukan alasan untuk pasrah. Sesuatu yang baik, apapun itu pasti butuh tekad dan kekuatan untuk mencapainya, there’s always price to pay.
Tulisan ini dibuat bukan bermaksud untuk menggurui, sebagai bahan renungan saja agar kita terus semangat untuk berkarya. Tidak ada alasan untuk menjadi biasa-biasa, menjadi luar biasalah karena Allah sudah member bekal yang banyak sekali pada kita untuk melawan kecenderungan2 alam tersebut. Hanya mereka yang bisa melawan kecenderungan tersebut yang bisa jadi pemenang..C.U.